Sabtu, 06 Agustus 2011

Keris Yang Harus Dihindari

Pengertian keris yang harus dihindari disini bukanlah keris dengan jin gundul berwajah buruk pembawa sial seperti keyakinan banyak orang, melainkan keris yang diragukan syarat materialnya (wutuh, tangguh, sepuh) untuk dibeli, dibayar atau dimaharkan.

Jika anda pencinta keris sepuh/tua/kuno, berhati-hatilah sebab segmen pasar keris jenis ini rawan penipuan. Ketahuilah keris dapur mana saja yang popularitasnya tinggi dan ketersediaanya cukup banyak (sengkelat, parungsari, jalak) dan keris dapur mana saja yang popularitasnya tinggi tapi ketersediaan pasar sedikit (jaran guyang, sempana bungkem, pasopati). Semakin jarang dapur keris tersebut maka terjadi upaya untuk membesut/mengolah keris dapur lain yang mirip untuk dijadikan dapur yang jarang sekaligus bernilai jual tinggi. Misalnya Kalamisani diolah menjadi Pasopati, keris lurus dijadikan luk kemba/hemet dan seterusnya.

Pemalsuan juga bukan saja soal mengubah dapur keris tetapi juga membuat bilah keris menjadi sepuh/tua/kuno, baik dengan proses kimiawi (menggunakan asam) atau proses alamiah (menguburnya di tanah atau membiarkannya di tempat terbuka dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena permintaan keris sepuh/tua/kuno cukup tinggi, maka cara lain adalah membuat keris jenis itu dengan bahan-bahan material yang mirip seperti pipa ledeng bahkan velg motor untuk bilah dan pamor. Mereka yang tidak mampu memilah atau terlalu bernapsu dengan keris sepuh membuat permintaan tinggi dimana pasar bereaksi memenuhi kebutuhan itu dengan berbagai cara. Seorang seller keris pernah mengatakan pada saya bahwa makin hari ketersediaan keris sepuh/tua/kuno yang asli semakin sedikit. Keris yang bagus-bagus sudah jatuh ke tangan kolektor kelas kakap. Mereka membeli keris dengan harga murah kepada pedagang yang lebih kecil serta berani menjualnya kembali dengan harga tinggi karena sudah punya nama besar. Sementara keris yang tersisa hanya berputar di dalam pasar level bawah dengan harga yang terus naik karena sudah berkali-kali berpindah tangan. Ketersediaan yang semakin sedikit itulah yang kemudian dipenuhi oleh keris besutan/owah-owahan yangdibuat semirip mungkin dengan aslinya, selagi permintaan pasar lebih cenderung kepada keris sepuh dibandingkan keris baru.

Dengan demikian keris besutan/owah-owahan bukan lagi mengambil bentuk 'asal jadi' dan 'asal aneh' seperti fenomena tahun 1980an, melainkan mengikuti keinginan pasar dimana para peminat keris sepuh sudah semakin pintar untuk mencari pusaka sesuai pakem. Benarkah sesuai pakem? Jika pakem mengatakan bahwa keris harus memenuhi kriteria utuh (dicari yang tidak cacat seperti combong atau nama kerennya pamengkang jagad, nyangkem kodok, randa beser, pamor minum darah dan sebagainya), maka harus memenuhi kriteria sepuh dan tangguh itulah yang masih jadi pertanyaan besar. Butuh pengalaman memegang keris dan jam terbang tinggi untuk bisa mengetahui seberapa tua dan jaman pembuatan sebuah pusaka.

Oleh karena itu, membeli/memahari sebilah pusaka sepuh/kuno/tua terutama online harus memperhatikan aspek sebagai berikut: Pertama, harga yang realistis; jika harga terlalu murah atau terlalu mahal, anda boleh curiga. Terlalu murah bisa jadi kualitasnya memang rendah atau penjualnya tidak tahu menilai kualitas barang (meski faktor ini jarang terjadi), atau terlalu mahal karena banyak cerita bumbu yang dijual (pegangan raja majapahit, milik empu gandring dan sejenis). Pada saat ini, sebilah keris sepuh dengan dapur yang mudah diperoleh (brojol, jalak) dan pamor mlumah atau tiban (ngulit semangka, wos wutah) berkualitas tangguh, utuh sepuhnya baik biasanya berkisar 800ribu-1,5juta rupiah. Jika melalui proses lelang bisa lebih murah, entah karena sudah bosan, stok banyak atau ada cacat kecil yang tidak berarti. Keris dengan dapur yang lebih jarang (pasopati) dengan usia yang lebih tua, pamor miring atau rekan (lar gangsir, ron genduru) bisa berkisar 2,5 hingga 3 juta rupiah. keris tua tangguh bali yang jarang di pasaran bisa mencapai 4 juta rupiah sementara keris dengan dapur seperti singo barong atau nogososro tanpa kinatah bisa mencapai 5 juta rupiah. Itu semua masih harga bilah dengan sandangan standar. Semakin mahal sandangan seperti warangka dengan perak murni, emas bahkan permata tentu saja akan membuat keris semakin mahal. disini bukan lagi faktor obyektif mengenai material tetapi sudah soal investasi bahkan juga faktor subyektif seperti keindahan dan seni. Belum lama ini saya melihat langsung sebilah keris dengan sandangan berupa warangka emas campur perak dengan hiasan batu mirah serta berlian. Penjualnya menyebutkan angka 450 juta rupiah untuk keris dengan dapur Sempana luk 7 yang menurut saya bilahnya biasa-biasa saja. Itu masih lebih fair dibandingkan orang yang menipu dengan mengatakan menjual keris Pasopati seharga milyaran rupiah, padahal gambar yang dipasang adalah Tilam Upih biasa.

Kedua, seller yang terpercaya. Banyak penjual yang kini sudah memiliki blog atau facebook untuk menawarkan dagangannya. Pilihlah mereka yang dapat dipercaya baik kualitas barang dagangan, service exellence, serta respons yang bersahabat. Saya cenderung memilih penjual yang kredibilitasnya bukan saja didapat secara online, tetapi juga mereka yang memiliki penjualan offline, serta mudah dihubungi baik lewat email atau telpon. Dengan demikian kepercayaan bisa dibangun dengan baik untuk proses bisnis selanjutnya. Pengalaman saya, pada akhirnya harga nomor dua karena nomor satu adalah kepercayaan yang tidak mudah untuk didapat dan dipelihara. Pertimbangkan pula faktor budaya dan daerah untuk menggambarkan secara garis besar karakter penjual dan barang dagangannya, sehingga anda dapat lebih mudah memilih pusaka berdasarkan gatra (Yogya, Solo, Madura) bahkan juga membaca kesukaan seller terhadap jenis pusaka tertentu. Seorang seller langganan saya menyukai pamor wengkon sehingga informasi terhadap pamor jenis itu dan ketersediaan yang dimilikinya, memudahkan saya jika kelak menginginkan pamor demikian.

Ketiga, pertimbangkan suara hati dan perbanyak pengetahuan tentang aspek fisik/material keris. Seringkali faktor "keblondrok" (tertipu mendapat keris besutan/muda padahal menginginkan yang tua) bukan saja karena tidak memahami harga pasar, seller yang curang tetapi juga lebih banyak karena ketidaktahuan dan rasa abai terhadap hati sendiri. Jika sudah bernapsu menginginkan suatu, maka peluang untuk jatuh karena terlalu mahal dan tertipu juga semakin besar. Favoritisme terhadap dapur atau pamor tertentu membuat orang kalap untuk mengejar apalagi harus berlomba dengan orang lain di pelelangan. Selain menguras dompet, tentunya akan malu jika mendapat barang yang ternyata bertolakbelakang dengan harapannya. saya pribadi menganggap proses "keblondrok" untuk satu kali adalah wajar demi pembelajaran. Setidaknya anda memegang sebilah keris yang akan jadi referensi agar tidak mendapatkan yang serupa. Siapapun bahkan yang katanya pakar perkerisan pernah mengalami hal ini. Jika anda berkali-kali "keblondrok" tanpa pernah mau belajar, itu bebal namanya. Itulah sebabnya suara hati penting dan diimbangi dengan proses pengetahuan yang mumpuni. Ada banyak tempat untuk bertanya dan didatangi, ada banyak buku dan referensi untuk dibaca. Tidak ada salahnya mendatangi dan memiliki kan?

Lantas bagaimana dengan penggemar pusaka baru/tangguh Kamardikan abad XX dan XXI? Sejalan dengan perkembangan pasar, keris atau pusaka baru juga sudah bermunculan dan memiliki kualitas yang semakin lama semakin baik. Meski masih disambut dingin oleh para kolektor pemula yang tergila-gila dengan keris sepuh, keris Kamardikan (pembuatan setelah tahun 1945) masa sekarang sudah mengikuti pakem bahkan mutrani (duplikat) terhadap keris-keris sepuh yang dapur dan pamornya langka. Seorang seller pernah mengatakan kepada saya bahwa Keris Kamardikan yang dibelinya sebagai modal untuk lelang, memiliki harga rata-rata 300 ribu rupiah sementara yang berkualitas sangat bagus baik dapur yang jarang maupun pamor miring/rekan bisa mencapai 2,5 juta rupiah. Penjual yang jujur akan mengatakan bahwa barangnya adalah Kamardikan baik garap biasa maupun garap alus. Sementara yang tidak jujur atau tidak mau tahu akan mengatakan itu keris sepuh dan membodohi pembeli yang tidak mau belajar.

Untuk itulah sangat penting untuk menghindari keris-keris yang tidak sesuai dengan harapan, isi kantong dan pengetahuan anda. Tidak ada salahnya memiliki keris baru yang bagus garapannya dibandingkan memburu keris tua yang tidak jelas asal-usulnya.   

19 komentar:

  1. saya bisa mencarikan keris dari hasil tirakat. slamet, gresik

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. permisi gan ane mau numpang tanya soal dapur dari keris kalawijan luk 15 kalau bisa minta contoh dari tiap2 pamor masing2 dhapur dan cara mengetahui wutuh tangguh dan sepuhnya, saya dapat warisan dari kakek keris luk 15 tapi masih awam dalam masalah perkerisan, mohon bantuannya,
    terimakasih.
    jawaban bisa dikirim ke email saya ryutroublemakker@gmail.com

    BalasHapus
  4. pak, tombak dengan pamor ganggeng kanyut... sekitar harga berapa ya...? tangguh sepuh.....

    BalasHapus
  5. Kalo maw titip iklan bisa g ya ?? Orang tua saya ada keris pusaka warisan kakek saya dRi kraton jogja...untk info lbih lanjut hub..novi 085712690655

    BalasHapus
  6. Salam..saya ingin melepaskan keris pusaka majapahit..berminat boleh hubungi 01152595093.

    BalasHapus
  7. Salam..saya ingin melepaskan keris pusaka majapahit..berminat boleh hubungi 01152595093.

    BalasHapus
  8. sebagai orang baru terjun di dunia keris, bagaimana kita tahu sebuah keris itu sepuh atau keris Kamardikan

    BalasHapus
  9. bagimana kalo pake perhitungan Carbon untuk menentukan usia keris?

    BalasHapus
  10. Bapak mahendra kusuma ,, keris sepuh dan kamardikan bisa dilihat dri wilahnya ,, sepertihalny manusia kalau tua bagaimana rupanya kalau muda bagaimana bentukny

    BalasHapus
  11. Bapak mahendra kusuma ,, keris sepuh dan kamardikan bisa dilihat dri wilahnya ,, sepertihalny manusia kalau tua bagaimana rupanya kalau muda bagaimana bentukny

    BalasHapus
  12. ada yang punya keris sepuh estimasi kerajaan sriwijaya/majapahit?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ada silahkan hubungi saya chat pribadi

      Hapus
  13. Kalau sy lebih suka keris baru/muda yg pengerjaannya bagus.drpa keris tua yg kita tidak tau asal usulnya. Mungkin sj keris itu (yg tua) sudah pernah "dipakai"perang dan terkena darah..bg sy itu beresiko.

    BalasHapus
  14. Saya ada tombak estimasi Kediri singosari dan sengkelat era majapahit klo berminat silahkan chat saya...
    Trimakasih

    BalasHapus
  15. Artikelnya bagus sekali. Sangat membantu....

    BalasHapus
  16. ==
    mau jadi jutawan mendadak?
    ayo buruan gabung di poker899.vip
    uji kehokianmu disini.
    WHATSAPP: +855884660017
    LINE : POKER899

    BalasHapus