Kamis, 14 Juli 2011

Keris Dhapur Jaran Guyang







[FRS 14] Keris Luk 7 dhapur Jaran Guyang pamor Tirto Tumetes, estimasi tangguh Mataram Senopaten abad XV, berat 150 gram panjang 31,7cm, warangka model Gayaman Surakarta kayu Kemuning, pendok Bunton perak, Mendak perak dan deder kayu Kemuning. Sertifikasi Museum Pusaka TMII

Dhapur Jaran Guyang merupakan salah satu bentuk dhapur keris luk tujuh. Ada juga yang menyebutnya dhapur Kapal Guyang. Ukuran pandang dan lebar keris ini normal. Bilahnya nglimpa, gandiknya polos dan tipis, menggunakan blumbangan dan tingil, meski terkadang tidak menggunakan tingil melainkan greneng wurung. Ciri yang menonjol dari dhapur ini adalah pejetan-nya yang memanjang ke atas sampai pertengahan bilah. walaupun pada umumnya pejetan bersifat dangkal tak begitu kentara.

Definisi Jaran Guyang sendiri berarti kuda (jaran) yang dimandikan (guyang). Filosofinya adalah kuda merupakan binatang yang senang dimandikan. Jika pemilik atau manusianya dengan senang hati dan sukarela memandikan kuda maka binatang tersebut akan menurut dan patuh. Hal tersebut merupakan simbolisasi terhadap hubungan antar manusia yang berlandaskan kasih sayang. Akan tetapi banyak penggemar keris yang tidak membedakan definisi Jaran Guyang dengan Jaran Goyang (dalam bahasa Indonesia berarti Kuda Goyang yang merupakan ajian pelet atau asihan). Itulah sebabnya timbul persepsi bahwa keris Jaran Guyang adalah cocok bagi mereka yang suka memburu wanita.

Keris dhapur Jaran Guyang koleksi saya di atas adalah tangguh Mataram Senopaten meski ricikannya mengambil gaya Majapahit yakni besi yang kebiruan, pamor yang ala kadarnya. Satu-satunya hal yang membedakan adalah gandiknya yang tinggi sebagai ciri Mataraman. Jika gandiknya rendah maka keris di atas akan digolongkan pada tangguh Majapahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar