Selasa, 19 Juli 2011

Tips Merawat Tosan Aji

Jika anda sudah memilih dan memiliki tosan aji, sudah sepatutnya anda merawatnya pula. Perawatan tosan aji pada masa sekarang mau tidak mau harus dibuat sepraktis dan seefisien mungkin. Mengapa demikian? Banyak orang tinggal di kota-kota besar dan kecil dengan kesibukan yang berbeda-beda. Buat anda yang tinggal di kota besar dan sibuk dengan pekerjaan, tak perlu berkecil hati merasa tidak punya waktu untuk merawat tosan aji milik anda. Janganlah membayangkan perawatan tosan aji penuh dengan ritual, prosesi dan biaya mahal karena harus menyiapkan sesaji macam-macam. Itu hanya berlaku di tempat-tempat seperti kraton yang memang punya tuntutan seperti demikian. Dengan alasan kepraktisan dan efisiensi itulah perawatan tetap bisa berjalan. Berikut beberapa tips perawatan tosan aji:
  1. Perawatan tosan aji lebih baik dilakukan di ruang terbuka atau ruangan dengan jendela terbuka agar sirkulasi udara tetap terjaga. Tosan aji seperti keris atau tombak terlebih dahulu dibuka satu persatu mulai dari warangka, pendok, landeyan, dan deder-nya. Siapkan terlebih dahulu pembersih logam dan kayu, sikat gigi bekas, tisu, koran serta lap tebal berbahan handuk. Gosoklah logam seperti kuningan, lapis perak atau emas dengan sikat gigi bekas dan pembersih logam secara perlahan. Biarkan beberapa detik agar pembersih benar-benar mengangkat kotoran logam. Kemudian logam dilap dengan tisu, kertas koran atau kain tebal. Jika pembersih terlalu keras dengan kadar ammoniak cukup tinggi, ada baiknya siapkan juga sarung tangan karet yang bisa dibeli di apotik. Hal yang sama juga anda lakukan terhadap kayu dengan menggunakan pembersih yang berbeda. Pembersihan kelengkapan tosan aji seperti ini kerap dilupakan; orang cenderung memperhatikan bilahnya saja sementara kelengkapan seperti warangka/sarung, deder/gagang, atau landeyan/gagang tombak jarang dibersihkan. Padahal bilah yang bagus juga membutuhkan tempat yang bagus dan terpelihara. Periksalah apakah kelengkapan tersebut masih utuh karena seringkali logam menjadi kusam dan kayu melapuk jika tidak merawat. Lebih parah lagi, warangka keris/tombak juga sering menjadi sarang kutu yang mempercepat proses pelapukan jika perawatan diabaikan. Jika anda ingin memasang bilah ke deder atau landeyan kembali, sediakan pula benang wol untuk ikatan pada peksi agar bilah bisa masuk secara pas ke dalam deder/landeyan. Pada jaman dahulu, cara untuk memasukan peksi ke dalam deder adalah dengan menggunakan lilitan rambut manusia (biasanya rambut pemiliknya karena pada jaman dahulu gaya rambut masih panjang) atau menggunakan lak. Kedua cara tersebut kini sudah tidak dimungkinkan; gaya rambut sudah pendek dan lak sulit untuk dibuka kecuali dengan memanaskan deder/landeyan di atas api dan berpotensi merusaknya.
  2. Jika warangka dan kelengkapan tosan aji sudah dibersihkan, kini giliran bilahnya. Bilah keris atau tombak memang harus diminyaki. Tidak perlu menunggu hari atau bulan tertentu untuk meminyaki. Jika anda melihat minyak di bilah sudah mengering dari proses perawatan sebelumnya, ada baiknya hal itu dilakukan. Minyak mencegah karat dan juga menjaga kelembaban pada bilah dan peksi. Gunakan kuas ukuran sedang dan minyak bisa menggunakan minyak kelapa, minyak sayur atau bahkan minyak pembersih 'Singer'. Untuk jenis yang terakhir ini sebagian pencinta keris enggan menggunakannya karena ada mitos bahwa tuah tosan aji miliknya menjadi berkurang. Minyak yang digunakan tersebut dicampur terlebih dahulu dengan minyak wangi non alkohol beraroma seperti cendana, melati, mawar atau apapun. Perbandingannya bisa 2:1 atau terserah sesuai dengan selera anda. Pencampuran dengan minyak wangi non alkohol beraroma seperti itu bukan karena alasan mistik, melainkan agar minyak kelapa atau minyak sayur tadi tidak berbau tengik setelah digunakan. Sangat tidak disarankan menggunakan minyak wangi non alkohol seperti minyak misik, zafaron atau sejenis. Bagi yang percaya tuah, minyak wangi dari Arab itu sering digunakan tapi efeknya adalah membuat bilah menjadi lengket. Jika bilah lengket, maka seringkali bilah menjadi sulit untuk dikeluarkan dari warangka. Terlebih lagi sifat lengket tersebut mengundang debu dan kutu untuk bersarang di dalam warangka. Jika tidak ingin repot, pesan saja minyak untuk perawatan tosan aji yang sudah siap pakai melalui mranggi atau tempat pembuatan/penjualan tosan aji yang anda ketahui. Setelah anda minyaki sendiri, biarkan beberapa saat sebelum masuk kembali ke dalam warangka atau jika tidak punya waktu bisa dikeringkan dengan kertas koran bekas.
  3. Ada kalanya tosan aji yang anda miliki juga harus dicuci dan dijamas. Sebenarnya ini juga sudah praktis karena anda tinggal membawanya ke tempat-tempat yang menyediakan jasa untuk mencuci dan menjamas. Sekali lagi, tidak ada hari atau bulan tertentu yang mewajibkan anda mencuci atau menjamas tosan aji. Lihat saja kondisi bilah apakah memang memerlukan atau tidak. Biasanya, pencucian dan penjamasan idealnya dilakukan pada saat pertama kali anda memiliki tosan aji tersebut. Mitos yang terbentuk mengatakan bahwa tosan aji harus dicuci dan dijamas setiap bulan Suro atau Maulud. Itu hanya soal kepercayaan dan biaya tentunya. Bilah dengan logam berkualitas bagus biasanya hanya membutuhkan 4-5 tahun sekali untuk dicuci dan dijamas. Jika anda ingin mencuci tosan aji sendiri, maka cara yang paling baik adalah merendamnya dengan air kelapa tua dicampur sedikit parutan nanas sekurangnya selama satu malam. Jika bilah masih tampak kotor, proses ini bisa diulang kembali. Kemudian gosoklah dengan jeruk nipis kecil (orang Jawa menyebutnya dengan jeruk pecel) secara perlahan hingga bilah memutih. Biarkan bilah sebentar hingga mengering dengan sendirinya. Selanjutnya adalah proses penjamasan dengan mewarangi bilah. Ini proses yang sangat sulit meski bahan warangan baik berupa bubuk maupun yang sudah berbentuk cair dalam botolan bisa dipesan. Jika mewarangi terlalu banyak maka bilah menjadi tampak gelap dan pamor tidak keluar. Proses mewarangi berguna untuk mengeluarkan kilau pamor sekaligus mencegah bilah dari proses karat. Setelah diwarangi, baru proses meminyaki pusaka dimulai. Masih belum punya waktu untuk melakukannya? Serahkan saja pada ahlinya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar