Rabu, 15 Juni 2011

Tombak estimasi tangguh Mataram







[FRS 05] Tombak luk 11 dhapur Carita/luk 13 dhapur Korowelang(?), pamor Ngulit Semangka, estimasi tangguh Mataram abad XVII, hulu landeyan pendek kayu Sono sepanjang satu hasta, warangka atau tutup tombak kayu Jati, berat 470gram, panjang 39cm, slongsong dan tunjung lapis emas. Sertifikasi Museum Pusaka TMII.

Menimbang dan menilai aspek eksoteris tombak jauh lebih sulit dibandingkan keris. Mengapa demikian? Keris memiliki ricikan yang terperinci dan jelas sementara tombak hanya terdiri dari tiga bagian yakni sor-soran (bagian pangkal), awak-awak dan pucuk. Bentuk sor-soran tombak hingga pucuk tersebut sangat variatif dan begitu juga dengan dhapur serta bilahnya (ada bilah tunggal hingga Pancasula yang berbilah lima sementara bilah keris hanya satu). 

Itulah sebabnya menghitung luk pada tombak bukan perkara yang mudah seperti pada bilah keris. Contoh yang jelas adalah koleksi saya di atas. Ada yang mengatakan bahwa dhapur tombak tersebut adalah Carita karena jumlah luknya sebelas. Saya pribadi berpendapat bahwa tombak koleksi di atas adalah berluk 13 dengan demikian juga dhapurnya adalah Korowelang karena berbentuk seperti ular meski ada juga Korowelang yang berluk 9 atau 11. Bilah tombak di atas cukup panjang namun untuk alasan praktis, landeyan atau kayu tangkai tombak yang digunakan hanya berukuran pendek. Kayu Sono cukup ringan namun sepertinya tidak sebanding dengan kayu Jati sebagai tutup tombak yang jauh lebih berat. Akibatnya, berat tombak bisa menjadi tidak seimbang. Selain itu, kelemahan kayu Jati yang berat itu bisa membuat tombak menjadi macet untuk bisa dikeluarkan dari slongsongnya.

Sementara pamor Ngulit Semangka adalah jenis pamor mlumah dan umum terdapat pada tosan aji. Pamor ini coraknya seperti kulit semangka dan dari aspek esoteris dianggap sebagai pamor yang tidak pemilih, memudahkan jalan mencari rejeki dan mudah bergaul dengan siapa saja dari golongan manapun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar